Jumat, 27 Oktober 2017

Apakah Anda Sudah Tahu 3 Bentuk Godaan Setan Jelang Pernikahan?

Bicarawanita.xyz - Ladies, hal apa yang paling deg-degan bagi anda yang berumuran kisaran 25-an tahun? Udah lulus kuliah dan sudah kerja. Pasti deg-degan jelang pernikahan. Itu hal yang wajar, soalnya pernikahan adalah momen yang paling ditunggu-tunggu. Tidak hanya calon mempelai yang merasa bahagia mendapati momen itu, tetapi segenap keluarga kedua mempelai pasti akan turut bahagia.


Setan dengan berbagai tipu dayanya tidak senang dengan kebaikan yang dibuat oleh manusia. Termasuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW, yakni menikah.
Godaan Setan Jelang Pernikahan

Tidak heran jika kepa muncul keraguan dalam hati untuk mantap menikah. Ladies, kalian mesti mengantisipasi hal ini. Jangan sampai masuk perangkap setan. Seperti apa bentuk godaan setan sebelum pernikahan itu?

Membuat Ragu
Seperti saya katakan di atas. Setan membuat manusia ragu dengan kebaikan yang akan dilakukan. Ragu ditanamkan iblis dalam hati manusia gunanya apa? Ada dua hal, yakni menunda atau malahan membuat manusia membatalkan kebaikan yang segera dia tunaikan.

Ragu-ragu adalah bentuk tipu daya setan. Para iblis dan bala tentaranya menanamkan perasaan ragu agar manusia bimbang dengan keputusan yang akan dibuat. Ditanamkan pertanyaan dalam hati manusia "Apakah dia orang yang tepat?", "Apakah saya bisa hidup bahagia bersamanya kelak?", "Bagaimana kalau kami tidak cocok?", dan pertanyaan keraguan lainnya.

Hendaknya manusia tetap berpegang teguh kepada Allah SWT. Minta pertolongan kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menangkal keraguan itu. Rasulallah saw pernah bersabda, bahwa rasa was-was itu, rasa takut dan khawatir yang berlebihan datangnya dari setan yang dihembuskan oleh setan melalui hawa nafsu untuk menghambat manusia beribadah kepada Allah SWT.

Jika memang itu kebaikan maka segeralah laksanakan. Allah SWT sendiri menyeru manusia untuk bersegera berbuat kebaikan.

Memperlihatkan Kekurangan Pasangan

Inilah godaan setan selanjutnya. Memperlihatkan kekurangan calon mempelai. Gunanya apa? Ya, agar manusia menjadi buyar dan tidak melanjutkan rencana baiknya.

Padahal, jika ingin berpikir jernih. Yang namanya manusia kan tidak ada yang sempurna. Betul tidak? Kita hanya berharap bahwa pasangan kita bisa melengkapi kekurangan kita. Namanya juga pasangan hidup, ya salah satu gunanya adalah melengkapi.

Dengan menikah, hati bisa menjadi tenntram. Karena ada tempat saling berbagi dan saling memberi. Indahnya pernikahan seperti ini. Baca juga: Muslimah Menikahlah ! Agar Jiwamu Tentram.

Merasa Diri 'Laris Manis'

Ini godaan setan selanjutnya yang dilancarkan dalam hati manusia. Kalau cara yang kedua tadi, seolah memperlihatkan kelemahan dan kekurangan pasangan. Nah, kalau yang ini membuat manusia merasa sempurna.
Merasa sempurnanya dibuat dengan jalan membuat dia merasa banyak orang yang suka padanya. Padahal tidak.

Perasaan ini dilancarkan jelang pernikahan. Saat sudah mengambil keputusan. Maka dihiasilah kepala manusia dengan angan-angan 'cinta masa lalu'. Orang-orang yang 'sepertinya' suka sama dia selalu muncul dan hadir.

Perasaan merasa diri 'laris manis' disebabkan karena setan masuk lewat nafsu rakus dan hasud dalam diri manusia.

Hendaknya, jika merasa hal demikian. Maka, jalan yang harus diambil adalah bertawakal kepada Allah. Setelah berikhtiar dan berkomitmen maka terakhir dilakukan adalah bersandar kepada Allah SWT tentang keputusan yang telah dibuat.
***
Inilah godaan setan sebelum pernikahan. Kita harus tahu bahwa jika jalan menuju 'gerbang' pernikahan telah kita lalui dengan jalan yang benar. Maka Insya Allah SWT akan pertemukan dengan orang yang tepat, yang akan mengisi kekurangan diri anda. Membersamai anda saat suka maupun. Membimbing anda berjalan bersama meraih ridha Allah dalam mengarungi kehidupan dunia. Aamiin.

sumber:
http://www.bicarawanita.xyz/2016/02/3-godaan-setan-sebelum-pernikahan.html

Jumat, 01 April 2016

Penemu Benua Amreika,Penjelah Muslim.Bukan Columbus

SALAM-ONLINE: Selama ini selalu dipersepsikan bahwa penemu Benua Amerika adalah Christopher Colombus pada 12 Oktober 1492. Sejak SD dan seterusnya kita dijejali dengan sejarah yang salah. Menurut versi tersebut, ketika pertama kali menginjakkan kakinya di daratan, dia menyangka mendarat di semenanjung Hindia, sehingga penduduk aslinya disebut ”Indian”. Tapi menurut versi lain, penelitian ulang yang dilakukan oleh beberapa peneliti Barat, atau penelitian dari sumber-sumber tertulis dari kalangan Muslim, ilmuan Muslim, ditemukan data baru bahwa Benua Amerika ditemukan oleh penjelajah Muslim 603 tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di benua Amerika.
Literatur yang menerangkan bahwa penjelajah Muslim sudah datang ke Amerika sebelum Colombus, antara lain pakar sejarah dan geografer Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain al-Masudi (871-957M). Dalam bukunya Muruj Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels/Hamparan Emas dan tambang Permata), Al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang penjelajah Muslim dari Cordova, Spanyol, berhasil mencapai benua Amerika pada 889 M.
Al-Masudi menjelaskan, semasa pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912M) di Andalusia, Khaskhas berlayar dari Pelabuhan Delbra (Palos) pada 889, menyeberangi lautan Atlantik hingga mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul). Sekembalinya dari benua asing tersebut, dia membawa pulang barang-barang yang menakjubkan, yang diduga berasal dari benua baru yang kemudian bernama Amerika.
Sejak itulah, pelayaran menembus Samudera Atlantik yang saat itu dikenal sebagai ”lautan yang gelap dan berkabut”, semakin sering dilakukan oleh pedagang dan penjelajah Muslim. Literatur yang paling populer adalah essay Dr. Yossef  Mroueh dalam Prepatory Committe for International Festivals to Celebrate the Millenium of the Muslims Arrival to the America tahun 1996. Dalam essay berjudul Precolumbian Muslims in America (Muslim di Amerika Pra Colombus), Dr Mroueh menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari Anadalusia dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Colombus.
Pada pertengahan abad ke-10, pada masa pemerintahan Bani Umayyah Andalusia: Khalifah Abdurrahman III (929-961M), kaum Muslimin dari Afrika berlayar ke arah barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol menembus “samudera yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Dalam pelayaran itu, ada sejumlah kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu. Mereka inilah imigran Muslim gelombang pertama yang tiba di Amerika.
Masih menurut Dr Mroueh, berdasarkan catatan sejarawan Abu Bakr Ibnu Umar al-Gutiyya, yang hidup pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam II (976-1009) di Andalusia, penjelajah dari Granada bernama Muhammad Ibnu Farrukh meninggalkan pelabuhan Kadesh, Februari 999. M. Farrukh melintasi Lautan Atlantik, mendarat di Gando (Kepulauan canary) dan berkunjung pada Raja Guanariga. Ia melanjutkan pelayaran ke arah barat, melihat dua pulau dan menamakannya dengan Cpraria serta Pluitana. Ia kembali ke Andalusia Mei 999 M.
Al-Syarif al-Idrisi (1099-1166), pakar Geografi dan ahli pembuatan peta, dalam bukunya Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Ekskursi dari yang rindu mengharungi Ufuk) menulis, sekelompok pelaut Muslim dari Afrika Utara berlayar mengharungi samudera yang gelap dan berkabut. Ekspedisi yang berangkat dari Lisbon (Portugal) ini, dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban apa yang ada di balik samudera itu, berapa luasnya dan di mana batasnya? Mereka pun menemukan daratan yang penghuninya bercocok tanam.
Pelayaran melintasi samudera Atlantik dari Maroko juga dicatat oleh penjelajah Syaikh Sayneddin Ali bin Fadhel al-Mazandarani. Kapalnya melepas jangkar dari pelabuhan Tarfay di Maroko pada masa Sultan Abu Yacoob Sidi Yossef (1286-1307M), penguasa keenam Kekhalifahan Marinid. Rombongan ekspedisi ini mendarat di Pulau Green di Laut Karibia pada 1291. Menurut Dr Mroueh, catatan perjalanan pelaut Maroko ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuan Islam pada era sesudahnya.
Sultan-sultan dari Kerajaan Mali di Afrika Barat yang beribukota Timbuktu, juga melakukan penjelajahan hingga mendarat di benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl al-Murai (1300-1384), menulis catatan tentang geografi Timbuktu, yang waktu itu ternyata telah menjadi kota pusat peradaban dan cukup maju di Afrika Barat.
Ekspedisi laut yang berawal dari Timbuktu, antara lain dilakukan oleh Sultan Abu Bakari I (1285-1312M) yang merupakan saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337 M). Sultan Abu Bakar I melakukan dua kali ekspedisi menembus Lautan Atlantik dan mendarat di Amerika. Bahkan, penguasa Afrika Barat ini sempat menyusuri sungai Missisippi, dan mencapai pedalaman Afrika Tengah antara tahun 1309-1312. Selama berada di benua baru ini, para eksplorer itu tetap berkomunikasi dalam bahasa Arab dengan penduduk setempat.
Dua abad kemudian, tepatnya tahun 1513, penemuan benua Amerika ini diabadikan dalam peta berwarna yang disebut Piri Re’isi. Peta ini dipersembahkan kepada Khalifah Ottoman, Sultan Selim I, tahun 1517 di Turki. Peta ini berisi informasi akurat tentang belahan bumi bagian barat, Amerika Selatan, dan pesisir pantai Brasil. Piri sendiri sebenarnya merupakan nama seorang pejabat laut sekaligus pembuat peta kerajaan Turki Utsmani, yang berbakti pada kerajaan Turki Utsmani masa pemerintahan Sultan Salim (1512-1520) sampai pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qanuny (1520-1566). Gelaran ”Reis” (berasal dari bahasa Arab Raais, yang berarti panglima atau Pimpinan), diberikan pada Piri setelah yang bersangkutan memenangkan peperangan laut melawan Bendeqia.Amerika-cherokee-man-jpeg.image
Peta Piri Reis yang bertarikh 1513 M itu disimpan di Tobco Serai/Top Kopi, dan kemudian pada tahun 1929, dikaji ulang oleh seorang orientalis Jerman, Prof Paul Kalhe, yang membentangkannya dalam Kongres Kajian Oriental di Leiden pada 1931. Untuk mengenang jasa-jasanya, pemerintah Turki mengabadikannya menjadi perangko Peta Piri Reis itu.
Muslim Sebagai Penemu Benua Amerika: Sumber-sumber dan Perspektif Barat
Pertama, dalam bukunya Saga America (New York, 1980), Dr Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa berkebangsaan Selandia Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti detail bahwa berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari Afrika Utara dan Barat di benua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian Pima dan Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab.
Di negara bagian Inyo dan California, Dr Barry menemukan beberapa kaligrafi Islam yang ditulis dalam bahasa Arab, salah satunya bertuliskan “Yesus anak Maria” yang artinya ”Isa anak Maryam”. Kaligrafi ini dapat dipastikan datang dari ajaran Islam yang hanya mengakui Nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan. Dr Barry menyatakan bahwa usia kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia Negara Amerika Serikat. Bahkan lebih lanjut, Dr Barry menemukan reruntuhan, sisa-sisa peralatan, tulisan, digram, dan beberapa ilustrasi pada bebatuan untuk keperluan pendidikan di Sekolah Islam. Tulisan, diagram dan ilustrasi ini merupakan mata pelajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi dan navigasi laut. Semuanya ditulis dalam tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara.
Penemuan sisa-sisa sekolah Islam ini ditemukan di beberapa lokasi seperti di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon Washoe, Hickison Summit Pas (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana). Sekolah-sekolah Islam ini diperkirakan berfungsi pada tahun 700-800 M. Keterangan yang sama juga ditulis oleh Donald Cyr dalam bukunya yang berjudul Exploring Rock Art (Satna barbara, 1989).
Kedua, dalam bukunya: Africa and the Discovery of America (1920), pakar sejarah dari Harvard University, Loe Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya juga mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan, termasuk Kanada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan memperbudak penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk berdagang, berasimilasi dan melakukan pernikahan dengan orang-orang India suku Iroquis dan Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan Pantai Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri di atas bukit dengan indahnya. Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Ketiga, John Boyd Thacher dalam bukunya Christopher Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat Cibara, bagian tenggara pantai Kuba, ia menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu, dalam rangkaian penelitian antropologis, para antropolog dan arkeolog memang menemukan reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta ayat-ayat al-Qur’an di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in Early North and South America, yang diterbitkan Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan, para antropolog yang melakukan penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Prasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama tersebut juga membawa gajah dari Afrika.
Sedangkan Ivan Van Sertima, yang dikenal karena karyanya They Came Before Colombus, menemukan kemiripan arsitektur bangunan penduduk asli Amerika dengan kaum Muslim Afrika. Sedang dalam bukunya yang lain, African Presence in Early America, Van Sertima juga menegaskan tentang telah adanya pemukiman Muslim Afrika sebelum kehadiran Colombus di Amerika.
Kelima, ahli sejarah Jerman, Alexander Von Wuthenan juga memberikan bukti bahwa orang-orang Islam sudah berada di Amerika tahun 300-900 M. Artinya, umat Islam sudah ada di Amerika, paling tidak setengah abad sebelum Colombus lahir. Bukti berupa ukiran kayu berbentuk kepala manusia yang mirip dengan orang Arab diperkirakan dipahat tahun 300 M dan 900 M. Beberapa ukiran kayu lainnya diambil gambarnya dan diteliti, ternyata memiliki kemiripan dengan orang Mesir.
Keenam, salah satu buku karya Gavin Menzies, seorang bekas pelaut yang menerbitkan hasil penelusurannya, menemukan peta empat pulau di Karibia yang dibuat pada tahun 1424 dan ditandatangani oleh Zuanne Pissigano, kartografer dari Venezia, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Colombus mendarat di Amerika. Dua pulau pada peta ini kemudian diidentifikasi sebagai Puertorico dan Guadalupe.
Dalam buku Henry Ford berjudul The Complete International Jew, terdapat cuplikan yang menjelaskan bagaimana kondisi riil Umat Islam pada akhir kekuasaan Islam di Spanyol, yang mengalami penyiksaan yang sangat luar biasa, dan bagaimana dari penyiksaan tersebut akhirnya ada yang melarikan diri bersama rombongan Colombus ke Amerika. Dalam buku tersebut dapat disarikan sebagai berikut:
Perjalanan Colombus dimulai 3 Agustus 1492, sehari setelah jatuhnya Granada, benteng terakhir umat Islam di Spanyol. Dalam pertarungan hidup-mati itu, 300 ribu orang Yahudi diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand yang Kristen. Selanjutnya, dalam buku tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan penggalangan dana oleh kaum Yaahudi untuk mendukung perjalanan Colombus dan pada hakikatnya juga pelayaran bagi pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika.
Tapi ada bagian informasi yang sengaja tidak dipublikasikan, yakni bahwa Colombus membawa dua kapal, yakni kapal Pinta dan Nina. Kedua kapal ini dibantu oleh nahkoda Muslim bersaudara. Martin Alonso Pinzon menahkodai kapal Pinta, dan Vicente Yanex Pinzon menahkodai kapal Nina. Keduanya sebenarnya masih keluarga Sultan Maroko Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang menguasai kekhalifahan Marinid (1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan dalam buku karya John Boyd Thacher, Christopher Colombus, New York, 1950.
Muslim Sebagai Penemu Amerika: Hasil Pengamatan Lapangan dan Perspektif Suku-Suku Indian Amerika (Cherokee)
Hari ini, kalau kita membuka peta Amerika paling mutakhir buatan Rand McNally dan mencermati nama-nama tempat, hampir di semua bagian benua ini akan ditemukan jejak-jejak umat Islam jauh sebelum Colombus. Di tengah kota Los Angeles misalnya, terdapat kawasan Alhambra, teluk El-Morro dan al-Amitos serta nama-nama kawasan seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Al-Cazar, Alameda, Alomar, al-Mansor, Almar, Alva, Amber, Azuredan La Habra.
Amerika-landed-in-america-jpeg.imageDi bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illionis terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma. Di negara bagian Washington ada kota Salem. Di Karibia (berasal dari bahasa Arab Qariiban) dan Amerika Tengah terdapat kawasan bernama Jamaika, Pulau Kuba (dari kata Quba) dengan ibukotanya Havana (dari La-Habana). Juga nama-nama pulau Grenada, Barbados, Bahama dan Nassau.
Di Amerika Selatan terdapat nama kota seperti Cordova (di Argentinma), Al-Cantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Selanjutnya, ada nama-nama pegunungan seperti Appalachian (Afala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka (Abshaaruka) di pantai barat. Kota besar di negara bagian Ohio yang terletak di muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, nama Universitas Islam ternama pada masa kejayaan Islam di Andalusia.
Menurut Dr Youssef Mroueh, hari ini di Amerika Utara terdapat 565 nama tempat, baik nergara bagian, kota, sungai, gunung, danau dan desa yang diambil dari nama Islamatau, nama dengan akar kata dari bahasa Arab. Selebihnya, sebanyak 484 nama terdapat di Amerika Serikat dan 81 di Kanada. Nama-nama ini diberikan oleh penduduk asli yang telah ada sebelum Colombus menginjakkan kakinya di Amerika.
Dr A. Zahoor juga menulis bahwa nama negara bagian seperti Alabama berasal dari kata Allah Bamya. Nama negara bagian Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah dan Tenesse dari Tanasuh. Demikian juga nama kota besar seperti Tallahassee di Florida, berasal dari bahasa Arab yang artinya ”Allah akan menganugerahkan sesuatu di kemudian hari”.
Dr Mroueh juga menulis beberapa nama yang dicatatnya merupakan nama kota suci seperti Mecca di Indiana. Medina merupakan nama paling populer di Amerika. Medina terdapat di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota. Medina di Ohio, Medina di Tenesse. Medina di Texas dengan penduduk 26 ribu jiwa. Medina di Ontario, Kanada, kota Mahomet di Illionis, Moda di Utah dan Arva di Ontario, Kanada.
Ketika Colombus mendarat di kepulauan Bahama, 12 Oktober 1492, pulau itu sudah diberi nama Guanahani oleh penduduknya. Guanahani berasal dari kata Arab ikhwana (saudara), kemudian dibawa ke bahasa Mandika (kerajaan Islam di barat Afrika) yang berarti ”tempat keluarga Hani bersaudara”. Tapi kemudian Colombus secara ”seenaknya” menggantinya dengan nama San Salvador, dan merampas pulau ini dari pemilik awalnya.
Hari ini, seandainya kita mengunjungi Washington, dan sempat mengunjungi Perpustakaan Kongres (Library of Congress), dan meminta arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan Suku Indian Cherokee, salah satu suku terkemuka Indian, tahun 1787, di arsip tersebut secara fakta akan ditemukan tandatangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak and Muhammad Ibn Abdullah. Nama suku Cherokee sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Arab: Sharkee.
Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam bidang perdagangan dan pemerintahan suku yang ternyata didasarkan pada hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian wanita suku Cherokee yang menutrup aurat, sedangkan kaum lelakinya memakai turban (sorban) dan gamis hingga sebatas lutut.
Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku Cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya secara perlahan punah atau dipunahkan dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadhan Ibn Wati.
Mengenai aksara Cherokee yang kemudian diteliti, digali dan dihidupkan kembali oleh seorang tokoh Cherokee modern bernama Sequoyah, adalah terdapatnya kemiripan antara aksara Cherokee yang disebut Syllabari dengan aksara Arab. Bahkan beberapa pahatan peninggalan lama Cherokee di Nevada, ternyata mempunyai kemiripan dengan aksara Arab.
Yang lebih mengherankan adalah, ternyata keterkaitan Islam dan Arab tidak hanya dengan Suku Cherokke, tapi juga dengan suku-suku Indian lainnya, seperti Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu dan Zuni. Beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutup kepala khas orang Islam. Misalnya kepala suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago dan Yuchi. Hal ini dibuktikan pada foto-foto antara tahun 1835 hingga 1870.
Abu Raihan Al-Biruni
Sejarawan S. Frederick Starr mencatat salah satu nama Muslim sebagai penemu benua Amerika. Ia menulis bahwa Abu Raihan Al-Biruni adalah seorang Muslim penemu benua Amerika di awal abad kesebelas. Al-Biruni menemukan benua Amerika 500 tahun sebelum Columbus.
Amerika-Cherokee muslimah woman-jpeg.imageSelama ini, di tengah gelombang pesimisme yang berkembang mengenai apa yang disebut cerita resmi yang telah berabad-abad, berusaha meyakinkan dunia bahwa penjelajah Spanyol Christopher Columbus adalah orang pertama yang menemukan benua Amerika itu. Tetapi pembohongan sejarah itu telah terungkap, justru kebanyakan diluruskan oleh para sejarawan dari Barat sendiri.
Sebuah artikel menyatakan bahwa Abu Raihan Al-Biruni menemukan Amerika jauh berabad-abad sebelum Columbus datang ke benua tersebut. S. Frederick Starr menjelaskan bahwa Al-Biruni memang menemukan Amerika jauh sebelum Columbus berlayar pada tahun 1492.
Menurut artikel itu, Abu Raihan Al-Biruni, yang lahir pada tahun 973 di negara Asia Tengah, tepatnya Uzbekistan, adalah orang pertama yang secara resmi menunjukkan bahwa daratan yang belum ditemukan di laut antara Eropa dan Asia benar-benar ada.
Meskipun Al-Biruni, yang menunjukkan temuannya pada awal abad kesebelas, tidak pernah meletakkan batu di Amerika, namun keahliannya pada geografi dan pemetaan membawanya pada kesimpulan bahwa dunia yang membentang dari pantai barat Eropa dan Afrika ke pantai timur dari Asia hanya dua perlima dari dunia. .
Pengetahuan Al-Biruni yang mampu berbicara dalam dua bahasa, yaitu bahasa India Tengah dan Timur, serta mengerti matematika, astronomi, mineralogi, geografi, kartografi, geometri dan trigonometri di bawah bimbingan ulama besar seperti Ahmad al-Farghani, makin memberinya wawasan dan ilmu yang mendalam dari berbagai bidang dan peradaban.
Jadi, Bukan Columbus
Mengapa nama  Columbus yang sampai saat ini dikenal sebagai penemu benua Amerika? Karena saat terjadi pengusiran kaum Yahudi dari Spanyol sebanyak 300.000 orang oleh raja Ferdinand seorang Kristen yang taat, itu membuat orang-orang Yahudi menggalang dana untuk pelayaran Columbus. Dan berita ‘penemuan benua Amerika’ dikirim pertama kali oleh Christopher Columbus kepada kawan-kawannya orang Yahudi di Spanyol!
Pelayaran Columbus ini nampaknya haus publikasi dan diperlukan untuk menciptakan legenda sesuai dengan ‘pesan sponsor’  Yahudi sang penyandang dana. Kisah selanjutnya kita tahu bahwa media massa dan publikasi dikuasai oleh orang-orang Yahudi yang bahkan dibenci oleh orang-orang seperti Henry Ford si raja mobil Amerika itu.Amerika-map-jpeg.image
Maka tampak ada ketidak-jujuran dalam menuliskan fakta sejarah tentang penemuan benua Amerika. Penyelewengan sejarah oleh orang-orang Yahudi itu terjadi sejak pertama kali mereka bersama-sama orang Eropa menjejakkan kaki ke benua Amerika.
Sumber: Ternyata Penemu Benua Amerika Bukan Columbus (www.IndoCropCircles.wordpress.com/worldbulletin/gemaislam.com)
salam-online

Selasa, 08 Maret 2016

SURAT TERBUKA UNTUK GUBERNUR SUMATERA SELATAN DAN WALIKOTA PALEMBANG “SELAMATKAN AQIDAH UMAT DAN GENERASI”

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Segala puji hanyalah milik Allah Swt Rabbul Izzati Sang Pemilik dan Sang Pengatur jagad raya. Tiada keagungan dan kemuliaan selain milik Allah Swt. Shalawat dan salam kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad saw sebagai contoh tauladan terbaik di dunia ini. Semoga kita menjadi orang yang senantiasa mampu menapaki sunnah Rasul saw.

Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada bapak, kami tuliskan surat ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap penjagaan dan penyelamatan aqidah  bangsa ini terutama masyarakat Sumsel sekaligus sebagai bentuk amar ma’ruf nahyi munkar kami kepada penguasa menuju kehidupan yang lebih baik.

Kami, Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Sumatera Selatan mewakili masyarakat di Sumatera Selatan dan terkhusus di Kota Palembang menyampaikan pendapat tentang rencana pemerintah Sumatera Selatan terkait  Gerhana Matahari Total (GMT) yang jatuh pada tanggal 9 Maret 2016. Berdasarkan Agenda Festival GMT 2016 yang bersumber dari Disbudpar Sumsel, kami  sampaikan bahwa :

1. Festival Ogoh-ogoh, Tari Pendet, Tari Kecak, Ruwatan Bumi Sriwijaya, Sambut Tuah Sungai, dan menyiapkan Pawang Hujan di tanggal 9 Maret 2016 bukan budaya asli Sumatera  Selatan terkhusus Palembang yang akar asli budayanya adalah Islam. Festival ini mengandung kemusyrikan dan menyebarluaskan kemusyrikan tersebut kepada generasi yang mayoritasnya muslim. Mengingat festival ini diselenggarkan secara terbuka di pusat kota.

2. Pemerintah dalam mensikapi fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 terlalu berlebihan dan menghamburkan dana yang cukup besar. Mengingat festival GMT 2016 diselenggarakan selama 2 hari berturut-turut dengan agenda yang hanya bersifat hiburan.

3. Penutupan Jembatan Ampera selama 12 jam dengan alasan untuk menyambut wisatawan dan untuk menyediakan tempat bagi hotel-hotel untuk menyiapkan sarapan pagi bagi wisatawan merupakan bentuk ketidakadilan pemerintah kepada rakyatnya. Ini bukti bahwa pemerintah rela mengorbankan rakyat banyak demi segelintir orang (capital). Mengingat saat ini Jempatan Ampera adalah urat nadi transportasi masyarakat Kota Palembang.

Berdasarkan hal diatas, kami  Hizbut Tahrir Indonesia  DPD I Sumatera Selatan menyampaikan tuntutan :

1. Batalkan Festival Gerhana Matahari Total 2016 yang mengandung kemusyrikan dan menghamburan dana. Pemerintah berkewajiban menjaga dan melindungi Aqidah (keimanan) rakyatnya khususnya generasi dari unsur-unsur yang merusak aqidah. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: “Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya”. (HR Muslim)
2.    Batalkan rencana penutupan Jembatan Ampera selama 12 jam. Karena ini merupakan bentuk kezaliman penguasa kepada rakyatnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga” [HR Bukhari dan Muslim].

Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan turunnya kesusahan bagi para pemimpin zalim penindas rakyat.

“Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia” [HR Muslim].

3.    Sebagai  wujud tanggung jawab pemerintah bagi terbentuknya generasi berkualitas, fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) seharusnya dijadikan moment  untuk mendorong  dan memotivasi rakyat agar  merenung, muhasabah dan meningkatkan ketaqwaannya kepada sang Pencipta Alam semesta yakni ALLAH SWT dengan menciptakan suasana ketaqwaan yang tinggi serta memfasilitasi  masyarakat  agar Shalat Sunnah Kusuf (gerhana matahari), memperbanyak beribadah, berdo’a dan berzikir. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasul SAW.

4. Menerapkan sistem pemerintahan berdasarkan Syariah Islam yakni Sistem Khilafah. Dengan itu bangsa ini akan menjadi bangsa besar yang bermartabat dan memimpin peradaban dgn penuh ketaqwaan kepada Allah SWT & Rasul-Nya.

Demikianlah surat ini kami sampaikan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap aqidah masyarakat di Sumsel khususnya di Kota Palembang.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Palembang, 7 Maret 2016,
Dewan Pimpinan Daerah
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumatera Selatan


Ketua
Mahmud Jamhur

Sekretaris
Yusmono Khoiri

WA : 081958405188,
bbm : 54a59cc1

Jumat, 12 Februari 2016

Say NO to Valentine Day!!!



 Kamu bilang hari ini hari cinta,
Lantas kamu siapkan coklat sebagai pertanda cinta

Dia bilang ini hari kasih sayang.,
Makanya kamu umbar kata sayang.

Mereka bilang ini hari valentine
Memangnya kamu tahu apa itu valentine?

Hari kasih sayang tidak perlu dirayakan
Taatmu itu tanda kasih sayang

Rayakan kasih sayang setiap hari,
Dengan orang tua ,keluarga,sahabat,
dan saudara seakidah sebagai penambah amal akhirat nanti

yang dilihat itu kebiasaan tiap hari,
bukan cuma perhatian satu hari.

satu hari dunia,tapi seribu tahun neraka,
MAU???

Rayakan hari raya yang sudah dihalalkan
Jangan jangan pasanganmu juga belum halal

#udahputusinaja
#cintamulia

Kamis, 11 Februari 2016

Relakah Putri Anda Di Zinahi?

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Setiap yang berakal sehat, terlebih yang punya iman, pasti tidak ridha putri kesayangannya menjadi korban perzinahan. Kenapa? Karena zina adalah perbuatan dosa yang menghalalkan apa yang telah Allah haramkan. Zina merusak keturunan dan memecah-belah hubungan suami-istri. Sehingga orang yang berakal atau yang berakhlak tidak akan melakukannya.
Karenanya, ketika ada seorang pemuda meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk berzina, lalu di antara jawaban beliau, “relakah engkau jika zina itu menimpa putrimu” ia menjawab, “tidak”. Kemudian Beliau berujar, “orang-orang tidak ada yang suka zina menimpa saudari-saudari mereka.” Setelah itu pemuda tadi bertekad tidak lagi akan berzina selama-lamanya. (HR. Ahmad, Thabrani, Baihaqi, dan selainnya dari hadits Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu 'Anhu)
Ini tentang pemuda yang belum punya anak, tidak rela kalau anak perempuannya korban perizanahan. Lalu bagaimana dengan orang tua zaman sekarang? Yang membiarkan anak perempuan keluar malam bersama pacarnya, atau keluyuran tak jelas tujuannya. Tidak takutkah mereka kalau anaknya berzina?
Lebih parah lagi, ada orang tua yang sedih jika anak perempuannya tidak ada yang memacari. Wal’iyadhu billah. [Baca: Bunda, Jauhkan Anak dari Aktivitas Mendekati Zina]
Dahsyatnya Siksa Zina
Zina adalah perbuatan buruk yang sangat dicela agama. Disebut sebagai fahisyah (perbuatan keji) dan jalan yang buruk untuk melampiaskan syahwat dan mendapatkan keturunan.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra': 32)
Ibnul Qayyim berkata mengenai ayat ini, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan jalan ke arah zina sebagai seburuk-buruknya jalan dan pelaku perzinahan akan menghuni neraka. Di samping itu, tempat arwah mereka di alam barzah berada di tempat pembakaran yang di bawahnya terdapat api dari neraka. Ketika terbakar oleh api tersebut, mereka menjerit dan mengangkat tubuh, kemudian kembali terbakar lagi. Begitulah gambaran keadaan mereka nanti di hari kiamat. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat melihatnya di dalam mimpi, di mana mimpi para Nabi adalah wahyu (pasti benarnya).
Hukuman bagi pezina di dunia sangatlah berat. Bagi yang bujangan, dicambuk seratus kali dengan disaksikan orang banyak lalu diasingkan selama setahun. Sementara bagi yang sudah menikah, walaupun baru sekali seumur hidup, maka hukumannya adalah dirajam, yaitu dilempari batu hingga mati.
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman." (QS. Al-Nuur: 2)
Para ulama berkata, "Ini adalah hukuman di dunia bagi pezina perempuan dan laki-laki yang masih bujang, belum menikah. Jika sudah menikah walau hanya sekali maka keduanya dirajam dengan batu hingga mati. Begitulah yang tertera dalam sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Jika belum ditegakkan qishah terhadap keduanya di dunia dan mati tanpa bertaubat maka keduanya disiksa di neraka dengan cambuk api." (Dinukil dari Al-Kabair, Imam al-Dzahabi)
Di dalam al-Kabair juga disebutkan, "Sebagaimana yang tertera dalam Zabur: Para pezina akan digantung pada kemaluan mereka di neraka dan akan disiksa dengan cambuk besi. Maka jika mereka menjerit kesakitan karena cambukan maka Malaikat al-Zabaniyah berkata, "Kemana suara ini saat engkau tertawa-tawa, bergembira, dan bersuka ria serta tidak merasa diawasi oleh Allah Ta'ala dan tidak malu kepada-Nya."
Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits mimpinya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam tidurnya yang berasal dari Samurah bin Jundub, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam didatangi Jibril dan Mikail 'Alaihimas Salam, beliau berkisah: Kami berangkat pergi sehingga sampai di suatu tempat semacam 'Tannur' (tungku api) yang atasnya sempit sedangkat bagian bawahnya luas. Di dalamnya terdengar suara gaduh dan jeritan-jeritan. Kami menengoknya ternyata di dalamnya terdapat banyak laki-laki dan perempuan telanjang. Jika mereka terjilat api dari bawahnya mereka melonglong oleh panasnya yang dahsyat. Aku bertanya, "Siapa mereka itu, wahai Jibril?" Ia menjawab, "Mereka adalah para pezina laki-laki dan perempuan, beginilah adzab bagi mereka sampai tibanya hari kiamat." Kita memohon kepada Allah ampunan dan kesejahteraan.
Tentang tafsir bahwa Jahannam memiliki tujuh pintu dalam QS. Al-hijr: 44,
لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ
"Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka." Atha' Rahimahullah berkata, "Pintu yang paling hebat siksa, panas, dan jilatannya serta paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi pezina yang melakukan zina sesudah mengetahui keharamnnya.
Makhul al-Dimasyqi berkata, "Para penghuni neraka mencium bau busuk lalu mereka berkata: Kami tidak pernah mendapati bau yang lebih busuk dari bau ini. Kemudian dikatakan kepada mereka: ini adalah bau kemaluan para pezina."
Ibnu Zaid –salah seorang ulama tafsir- berkata, "Sesungguhnya bau busuk kemaluan pezina benar-benar menyiksa penghuni neraka."
Sesudah mengetahui buruknya kedudukan zina dan dahsyatnya siksa bagi pezina, apakah ada seorang muslim yang rela putri kesayangannya berzina? [PurWD/voa-islam.com]

Jumat, 01 Januari 2016

Pantaskan Diri Yuk....

Bissmillahirrahmanirrahim..

“Good women are for good men” begitupun sebaliknya “Good men are for good women”  (Surah An-Nuur verse 26).
Wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik,  laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik.Ini ayat datangnya langsung dari Allah SWT. Jadi jelas sekali, siapa sih yang gak pengen punya pasangan hidup yang sholeh, baik, mapan, pinter baca Al-quran, cerdas, dekat dengan Allah, mampu mengantarkan kita pada Surganya Allah? Sekalipun laki-laki yang tidak baik pasti mendambakan wanita yang baik. Caranya gimana? Pantaskan diri dulu. Yang lagi pacaran, putusin aja! Pantaskan diri! Perbaiki diri!
 
Tak terelakkan lagi kalau masa remaja masa terjangkitinya kita dengan parah-parahnya virus “CINTA”.Apalagi rasa ingin memiliki 'Aisyah" Tapi tidakkah ada hal positif lain yang lebih penting untuk dipikirkan dan dilakukan selain menghabiskan waktu dan masa remaja kita yang cemerlang hanya untuk memikirkan masalah perasaan? BANYAK. Banyak hal positif lain yang harus dipikirkan dan ditingkatkan. Prestasi misalnya.
 
Pacaran itu substantially, pada hakikatnya adalah aktivitas-aktivitas maksiat yang pada awalnya memang sudah dilarang oleh Allah dan Rasulallah. Mungkin banyak orang protes “Eits, gak semua pacaran berakhir dengan maksiat kaleeess?” kita bicara mayoritas dan faktanya saja. Memang gak setiap pacaran berakhir dengan zina, tapi zina berawal karena pacaran. :D
 
Cinta memang anugrah dari Allah SWT, dan itulah hal yang memanusiakan manusia. Oleh karena itu cinta ini harus diarahkan sesuai dengan koridor-koridor Islam. Tapi bukan dengan pacaran. Inget bukan dengan cara pacaran! Dan cinta itu tidak hanya cinta pada lawan jenis, Ibu dan bapak kita misalnya yang mungkin kita tidak pernah mengatakan sayang kepada mereka. Nah, kita malah sering ngomong sayang dan cinta gak jelas pada orang yang notabene belum pasti jadi jodoh kita. Tingkatkan nih cinta yang paling terpenting yaitu cinta kita kepada Allah dan Rasulallah yang bakal nganterin kita surge-Nya nanti.
 
Rasulullah mengatakan “Ketika ada dua orang yang berkhalwat, dimana tidak ada mahram diantara keduanya. Maka yang ketiganya pasti setan”. Dalam hadist lain dikatakan “Tidaklah bersama-sama laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya, dan tidak ada mahram diantaranya, kecuali laki-laki ini akan menginginkan berzina dengan wanita”.
#Putusin_aja deh, istigfar! Repot amat! Allah maha menerima taubat dari setiap hamba-Nya. Yang penting jangan diulangi! Perbaiki diri lah! Kalau kita sibuk memperbaiki diri, jodoh kita sekarang sudah pasti sibuk memperbaiki diri juga. Nanti akan  ada saatnya kita menjemput jodoh, selama masa menunggu pergunakanlah waktu dengan kesibukan yang positif dan produktif. Terus bagaimana cara menjemput jodoh? Dan cara mendapatkan jodoh seperti yang kita inginkan? Ada yang bilang “Jodoh itu ditangan Tuhan”. Iya jodoh memang ditangan Tuhan, makanya kita jemput. Kalau tidak dijemput nanti masih ditangan Tuhan terus dong.Hehe
Inget?
Yang baik-baik untuk yang baik-baik, yang keji untuk yang keji”. Artinya apa? Kalau kita ingin jodoh kita baik, nah caranya gimana? Pantaskan diri! Pantaskan diri kita dihadapan Allah. Bukan di hadapan manusia. Kebanyakan dari kita memantaskan diri dihadapan orang. Nah, kalau kita sibuk memantaskan diri dihadapan orang, jodoh kita juga lagi sibuk memantaskan dirinya dihadapan orang. Tapi kalau kita sibuk memantaskan diri dihadapan Allah, jodoh kita sudah pasti juga sedang sibuk memantaskan diri di hadapan Allah. Allah memberikan apapun itu sesuai porsi yang pantas buat kita. Jodoh kita itu refleksi dari diri  kita. Simpelnya gini, ada jodoh nilainya 9 ada jodoh nilainya 8? Pasti semua orang pilih yang 9. Jodoh yang nilainya 9 atau yang 9,5? Ya, yang pasti bakalan milih 9,5 dong. Nah kalau kita pengen jodoh yang nilainya 9,5, pastikan nilai kita juga 9,5. Kalau semisal nilai kita masih 6, nah perbaiki terus sampai nilai kita nyampe 9,5 biar ketemu tu jodoh yang kita inginkan yang nilainya 9,5 juga. Jadi kalau semisal jodoh kita nilainya 7, bukan mustahil nilainya kita juga 7. Kalau jodoh kita nilainya 6, sudah pasti nilai kita juga 6. Inget? “Yang baik-baik untuk yang baik-baik, yang keji untuk yang keji”. Allah hanya akan memberikan sesuatu yang pantas  buat kita. Jadi ini namanya ilmu memantaskan diri. Coba lihat deh, orang tua, paman, kakak-kakak kita yang sudah menikah. Biasanya saat mereka menjelang menikah, mungkin saldo di bank beda, cakep ya mungkin beda, gelar ya mungkin beda. Tapi apa biasanya yang sama? Amal mereka. Amal mereka yang sama. Karena apa? karena yang baik-baik untuk yang baik-baik, yang keji untuk yang keji”. Yang 6 juga bakalan dapet 6, yang 9 pasti juga akan dapat yang 9. Ayuuuuk kapan lagi? Pantaskan diri sekarang!
Terus bagaimana cara memantaskan diri yang benar supaya dapat jodoh yang baik?
Nah, pertama – tama ambil kertas, buat list kriteria jodoh seperti apa yang kita mau. Misalnya kita pengen mendapatkan jodoh yang hafidz Quran, jago, cakep, pinter, keren, tinggi diatas 170cm, berpengalaman lebih dari 2 tahun… lho CV, emang mau ngalamar kerja boss? :’D
Caranya gini, list aja apa yang kita inginkan. Pastikan kita memiliki hal yang sama. Pantaskan diri. Terapkan ilmu memantaskan diri. Karena kepantasan burung untuk dapat makan, dia harus terbang pagi. Kepantasan pengemis untuk dapat uang, dia harus pergi ke tempat yang ramai. Kepantasan kita untuk mendapat jodoh yang baik, kita juga harus menjadi baik. Jadi kalau kita pengen jodoh yang baik yang nilainya 9, pantaskan diri kita untuk mendapatkan jodoh yang nilainya 9 juga. Yuuuuu terus pantaskan diri! :’)
 
Wallahualam...
 
Maaf jika masih ada yang salah,karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. :)
 

Selasa, 31 Desember 2013

Perayaan Tahun baru,Perayaan maksiat

Assalammualaikum Wr.Wb.

Bro en Sis rahimakumullah,. Tema untuk mengkritisi tahun baru seperti ini sudah berulang kali dibahas. Insya Allah para pecinta dakwah nggak bakalan bosan ngingetin manusia yang nggak bosan berbuat maksiat. Selama hayat masih dikandung badan, dakwah akan terus digelorakan. Jika bukan karena ingin menggapai ridho Allah Ta’ala untuk menyelamatkan manusia lainnya dari keburukan dan kemungkaran, untuk apa capek-capek ngingetin manusia yang lupa diri dan bangga berbuat maksiat. Jadi, jika saya mengangkat tema ini lagi—dan saya yakin banyak kaum muslimin yang paham juga mengangkat tema sejenis akhir-akhir ini—maka itu bagian dari kepedulian dan cinta kepada kamu semua. Jangankan bagi kamu yang masih polos dan suka ikut-ikutan dalam berbuat, bagi mereka yang udah mulai suka ngaji pun kadang kepeleset juga dalam urusan ini. Itu sebabnya, tetap harus hati-hati bin waspada.

Mengapa tak boleh rayakan tahun baru?

Sebagai muslim, kita wajib menjadikan akidah dan syariat Islam sebagai ukuran dan rujukan dalam setiap pendapat dan perbuatan kita sehari-hari. Muslim yang beriman tentunya memiliki perhatian khusus terhadap Islam. Mungkin di antara kamu ada yang bilang, “Kan cuma merayakan biasa aja sama seperti acara lainnya, apanya yang salah?” Ya, alasan itu bisa dijawab begini: “Kan cuma pergantian waktu seperti pada umumnya, kenapa harus dirayakan—bahkan dengan hal-hal yang bernuansa maksiat. Jelas itu kesalahannya.”

Bro en Sist, perayaan tahun baru masehi bukanlah warisan ajaran Islam. Selama ini, kaum muslimin generasi terdahulu hingga sekarang yang paham tentang Islam hanya mengetahui dan meyakini bahwa hari raya dalam Islam hanya dua, yakni ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Anas bin Malik mengatakan, “Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha” (HR an-Nasa’i No. 1556)

Nah, karena perayaan tahun baru bukanlah ajaran Islam, maka kaum muslimin yang merayakannya dianggap tasyabbuh (menyerupai atau meniru-niru orang kafir) dalam budaya mereka. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh bil kuffar) ini terjadi dalam hal pakaian, penampilan dan kebiasaan (termasuk budaya dan pendapat-pendapat mereka tentang kehidupan). Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil al-Quran, as-Sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma’).

Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob, pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR Muslim, No. 2669)

Nah, di sisi lain, perayaan tahun baru juga bermasalah. Coba aja lihat deh, mereka yang merayakan tahun baru itu rela begadang, menyia-nyiakan waktu, dan bahkan rawan perbuatan maksiat lainnya seperti perzinaan. Orang yang merayakan tahun baru tak sekadar yang turun ke jalan lalu meniup terompet dan menyulut kembang api, tetapi ada juga yang demi merayakan tahun baru malah berzina dengan pacarnya di tempat-tempat tertentu. Seolah, tahun baru menjadi momen spesial bagi mereka. Tetapi sayangnya, yang dianggap spesial itu justru dalam berbuat maksiat.

Manfaatkan waktumu

Waktu memang ibarat pedang. Setiap detik ia memenggal kesempatan kita, dengan tak kenal kompromi. Kejam, kita rasa memang demikian. Tapi alangkah lebih kejamnya lagi apabila kita tidak memanfaatkannya untuk kebaikan. Itu namanya kita menzalimi diri kita sendiri. Sebab, ini persoalan bagaimana kita mengatur waktu yang terbatas yang diberikan oleh Allah Swt. Jangan sampai kita gunakan untuk hal-hal yang nggak ada manfaatnya.

Terbatas? Memang demikian faktanya, kawan. Andai saja usia kita di dunia ini 60 tahun. Maka itulah batas hidup kita di dunia ini. Ukuran panjang dan pendek, adalah hitungan logika kita, tapi tetap pada hakikatnya itu terbatas. Jadi, jangan sia-siakan waktumu.
Bro en Sis rahimakumullah,. Sebagai manusia, kita emang terbatas dan nggak sempurna. Itu sebabnya, kita jangan sampe melupakan siapa kita dan misi keberadaan kita di dunia ini. Ini wajib kita pahami betul, sobat. Kalau nggak? Wah, bisa kacau-beliau tuh. Coba aja perhatiin orang yang nggak sadar siapa dirinya dan misi adanya dia dunia ini, hidupnya suka semau gue. Seakan hidup nggak kenal waktu. Bahkan bagi orang yang kehidupannya diberikan kebahagiaan berlebih oleh Allah, suka lupa dan merasa ia akan hidup selamanya di dunia ini. Apalagi bila kita menjalaninya dengan serba mudah dan indah. Nikmat memang. Namun, sebetulnya kita sedang digiring  ke arah tipu daya yang bakal menyesatkan kita bila kita tak segera menyadarinya. Rasulullah saw bersabda: “Ada dua nikmat, dimana manusia banyak tertipu di dalamnya; kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhari)

Benar, bila badan kita sehat, segar, dan bugar, bawaannya seneng dan merasa bahwa kita nggak bakalan sakit. Kalo lagi sehat nih, diajak jalan kemana aja kita antusias (termasuk merayakan tahun baru). Makan apa aja kita paling duluan ngambil dan mungkin paling gembul. Waktu kita sehat, kita lupa bahwa kita juga bakal sakit. Nggak heran kalo kemudian kita melakukan apa saja sesuka kita, termasuk yang deket-deket dengan dosa. Kesehatan memang nikmat yang bisa menipu kita. Melupakan kita dari aktivitas yang seharusnya kita lakukan.
Begitu pula dengan kesempatan. Kalo lagi ada waktu luang, bawaan kita pengennya nyantai aja. Coba, kalo tiba musim liburan, serta merta kita bersorak kegirangan. Bukan karena kita bisa mengerjakan aktivitas yang nggak bisa dilakukan saat kita sekolah, tapi karena itu adalah semata-mata waktu luang. Kita menganggap bahwa itulah saatnya bersantai dan melepaskan beban penderitaan selama belajar di sekolah.
Belum lagi bahaya yang bakal kita terima saat kita menyia-nyiakan waktu. Paling nggak ada tiga akibat; kekosongan akal, kekosongan hati, dan kekosongan jiwa.
Orang yang nggak merasa bahwa waktu itu begitu berharga dan bernilai, maka biasanya orang tersebut malas untuk belajar. Kalo udah malas belajar, alamat akal kita kekurangan pasokan ilmu. 

Ujungnya kita bisa jadi nggak mampu memfungsikan akal kita untuk mengetahui Rabb kita, untuk mengetahui siapa kita, keberadaan kita dan mau ngapain kita di dunia. Kalo begitu, kita nggak ada bedanya sama “teman-teman” di Ragunan. Ih, amit-amit ya? Jangan sampe deh. Firman Allah Swt.: “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun.” (QS al-Anfâl [8]: 22)
Begitu pentingnya akal ini, hingga Umar bin Khattab radhiallaahu ‘anhu pernah mengatakan, “Pokok dasar seseorang adalah akalnya, keluhurannya adalah agamanya, dan harga dirinya adalah akhlaknya.” Tuh, catet ya!
Tuh, buktinya sekarang. Ketika banyak orang ngasih nasihat agar jangan merayakan tahun baru, ternyata banyak juga yang tak mempedulikannya. Tak lagi dianggap sebagai bentuk peringatan, malah dilecehkan.
Kalo kamu mulai menyia-nyiakan waktumu, maka itu artinya kamu sudah mengarahkan langkah kamu ke dalam jurang kehancuran. Kosong akal, kosong hati, dan kosong jiwa. Kalo udah begitu, alamat kehidupan ini terasa garing dan nggak bermakna. Padahal, kehidupan di dunia ini cuma sesaat dan amat semu. Jadi, mulai sekarang dewasalah Bro en Sis. -Nggak usah ikut-ikutan merayakan tahun baru, nggak ada manfaatnya. Sebaliknya hal itu justru membawa mafsadat (kerusakan) bagi akidah kita, juga kepribadian kita. Hindari dan jauhi pesta jahiliyah tersebut. Ok? Sip! [Faghfirlana | Twitter@FaghfirlanaAlFa]